Efek Negatif Pestisida kimia

Dalam penggunaannya, dampak pestisida kimia semakin lama semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, tidak semua bahan yang terkandung pada pestisida kimia sampai ke sasaran. Paling tidak, hanya sekitar 20% bahan aktif pestisida yang sampai ke sasaran, selebihnya lepas begitu saja.

Akumulasi pestisida kimia bisa mencemari lahan pertanian. Jika pencemaran pestisida kimia masuk ke dalam rantai makanan, bisa timbul berbagai serangan penyakit, seperti kanker, mutasi genetik, dan bayi lahir cacat. Pada saat pestisida kimia diaplikasikan, banyak petani yang tidak mengindahkan dosis yang sudah dianjurkan, bahkan cenderung sembarangan dalam penggunaan dosis. Contoh kasus, saat ada suatu jasad pengganggu yang tahan terhadap semprotan jenis pestisida, biasanya petani segera menambah dosis pestisida yang digunakan, tanpa mengikuti aturannya.

Aplikasi pestisida kimia yang berlebihan dan tidak tepat sasaran justru akan mengakibatkan ketidakberhasilan dalam mengendalikan serangan hama dan penyakit. Bahkan, bisa memacu peningkatan serangan organisme pengganggu tumbuhan. Petani yang paling sering menggunakan berbagai macam merek dagang pestisida adalah petani sayuran, tanaman pangan, dan tanaman buah-buahan.

Memang benar ada beberapa keuntungan menggunakan pestisida kimia, seperti lebih cepat menurunkan populasi jasad pengganggu tanaman (bersifat sementara), mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar besaran, mudah disimpan, dan masa kedaluwarsanya cukup lama.

Namun, di balik beberapa keuntungan ini ternyata ada banyak dampak buruk dari pestisida kimia.

Berikut pemaparan dampak negatif dari pemakaian pestisida kimia.

A. Racun Bagi Manusia

Pada dasarnya, sifat pestisida kimia adalah racun bagi jasad pengganggu (hama dan penyakit tanaman). Sayangnya, bahan kimia yang terkandung di dalam pestisida juga bersifat racun bagi manusia, ternak, dan tanaman lain yang bukan target sasaran.

Apabila aplikasi pestisida kimia tidak diimbangi dengan perlindungan kesehatan, petani yang hampir setiap hari berhubungan dengan pestisida, lambat laun kesehatannnya akan memburuk. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat aplikasi, tetapi bisa juga terjadi ketika mempersiapkan bahan pestisida sebelum penyemprotan dan sesudah melakukan penyemprotan.


B. Pestisida Kimia Berdampak Buruk Terhadap Lingkungan

Bahan baku pestisida kimia termasuk bahan pencemar yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, aliran air, atau terbawa organisme yang terkena racunnya.

Residu pestisida kimia-terutama pestisida jenis sintetis-sangat sulit terurai secara alami. Bahkan, untuk beberapa jenis pestisida kimia sintetis, residunya bisa bertahan hingga puluhan tahun.

Penyebaran residu pestisida kimia, selain ditemukan di dalam tanah, juga terdapat di air sungai atau aliran air irigasi, air sumur, bahkan di udara bebas. Residu pestisida kimia yang paling berbahaya justru ada di berbagai jenis sayur dan buah buahan yang telah disemprot racun pestisida kimia.

Residu pestisida tersebut akan menempel pada buah dan sayuran yang kita konsumsi sehari-hari.

C. Mengakibatkan Ledakan Populasi Hama

Tujuan utama aplikasi pestisida kimia yang dilakukan para petani adalah memberantas hama dan penyakittanaman (jasad pengganggu).

Pada mulanya, aplikasi pestisida kimia terhadap jasad pengganggu tanaman memang akan musnah. Namun, seiring berjalannya waktu, pemberantasan jasad pengganggu dengan pestisida kimia justru akan menyebabkan hama dan penyakit kebal terhadap zat aktif tertentu.

Kekebalan ini menjadikan perkembangan populasi hama menjadi meningkat. Penggunaan pestisida memang dapat menurunkan hama utama, tetapi organisme yang bukan merupakan hama utama pun akan meningkat jumlahnya. Hal ini bisa terjadi karena hilangnya musuh alami dari hama tersebut.

Meningkatnya jumlah hama ini disebut juga dengan istilah ledakan populasi hama sekunder.

No comments :

Post a Comment